Iklan

Selasa, 12 Mei 2015

PENGARUH SINETRON TERHADAP REMAJA

Sinetron adalah sebuah tayangan televise yang biasanya bercerita tentang kehidupan sehari-hari yang penuh dengan konflik dan sering dibumbui dengan adegan romantis dan sikap-sikap kasar seperti mengejek secara verbal, melakukan penindasan serta intimidasi antar pemain. Sikap seperti ini tergolong sebagai aksi bullying. Namun pada umumnya, tayangan seperti inilah yang laris manis dikonsumsi oleh sebagian besar remaja. Sehingga tidak heran banyak stasiun televisi berlomba-lomba untuk menampilkan tayangan semacam ini demi pencapaian rating yang tinggi walaupun banyak mencontohkan aksi bullying.
Yang menjadi perhatian khusus penulis di sini adalah pengaruh yang ditimbulkan oleh penayangan sinetron terhadap perilaku yang dilakukan remaja. Penyajian cerita dari sinetron juga dilakukan berseri dalam beberapa episode sehingga bisa dinikmati dalam kurun waktu tertentu secara berkelanjutan. Ditambah lagi dengan memberikan cerita yang dapat menciptakan rasa penasaran penonton tiap akhir episode menjadi salah satu alasan mengapa sinetron selalu menjadi tayangan yang wajib untuk disaksikan. Jam tayang pun diatur pada waktu-waktu yang potensial bagi remaja untuk menghabiskan waktu luangnya dengan menonton sinetron, yaitu pada kisaran pukul tujuh malam sampai dengan pukul sepuluh malam. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Marisa Martina (2007) bahwa 85,9% remaja menonton pada malam hari (pukul 18.00 s.d 22.00), sisanya 7% dari total responden menonton televisi pada malam hari di atas pukul 22.00 dan 5,6% menonton televisi pada siang hari. Tanpa disadari, intensitas para remaja dalam menonton sinteron sangat berpengaruh terhadap perkembangan perilaku dan psikologi mereka.
Masa remaja merupakan masa transisi seseorang dari anak-anak menuju dewasa. Sikap meniru pada kalangan remaja merupakan suatu bentuk dari masa pubertas yang dialami oleh keadaan jiwa yang masih labil. Ekspos sinetron terhadap aksi bullying inilah yang sering menginspirasi remaja untuk mencobanya dalam dunia nyata. Tidak heran bila kita menemukan remaja yang mengucapkan kata-kata bullying atau bahkan melakukan aksi bullying di lingkungan mereka. Sehingga bisa mengakibatkan kesehatan fisik terganggu, terganggu prestasi akademisnya atau sering sengaja tidak masuk sekolah, timbulnya gangguan psikologis pada korban bullying, seperti rasa cemas berlebihan, selalu merasa takut, depresi, ingin bunuh diri, dan gejala-gejala gangguan stres pasca-trauma (post-traumatic stress disorder) bahkan depresi dan berkeinginan untuk bunuh diri dengan menyilet-nyilet tangannya sendir, kesulitan menyesuaikan diri dengan lingkungan social,rusaknya nilai kemasyarakatan yang ada kedepannya, dan lain sebagainya.
Terlihat anak remaja pada zaman sekarang bila mereka telah lulus dari sekolah dasar (SD) mereka mulai enggan untuk pergi ke pengajian, sehingga para remaja kurang memiliki pengetahuan ilmu tentang moral dan agamanya, dan itulah salah saatu penyebab kenapa para remaja zaman sekarang perilakunya mengalami penyimpangan.Maka dengan demikian pendidikan moral dan agama seorang anak harus selalu diawasi dengan baik, agar perilaku mereka dapat ter arahkan menjadi lebih baik sesuai dengan yang agama perintahkan.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.pewarta-indonesia.com/kolom-pewarta/karya-ilmiah-unj/13812-pengaruh-intensitas-menonton-sinetron-terhadap-perilaku-bullying-di-kalangan-remaja.html


Cari Blog Ini

KATA - KATA MUTIARA

 Kata - Kata Mutiara Kata - Kata Mutiara adalah kumpulan kata - kata untuk  menstimulus seseorang merubah keadaan yang sedang di alaminya sa...