MAKALAH FILSAFAT PRA SOCRATES
A.
Pengertian Filsafat Pra socrates
Filsafat Pra
Socrates adalah filsafat yang dilahirkan karena kemenangan akal atas dongeng
yang diterima dari agama yang memberitahukan tentang asal muasal segala sesuatu
baik di dunia maupun manusia, para pemikir atau ahli filsafat yang disebut
orang bijak yang mencari-cari jawabannya sebagai akibat terjadinya alam
semesta beserta isinya tersebut.
Pemikiran
filusuf inilah yang memberikan asal muasal segala sesuatu baik di dunia maupun
manusia yang menyebabkan akal manusia tidak puas dengan keterangan dongeng
tersebut, dengan dimulai oleh akal manusia untuk mencari-cari dengan akalnya
dari mana asal alam semesta yang menakjubkan itu.
Filsafat Pra Socrates dapat
dikatakan bahwa mereka adalah filsafat alam artinya para ahli pikir yang
menjadikan alam yang luas dan penuh keselarasan yang menjadi sasaran para ahli
filsafat tersebut, atau objek pemikirannya adalah alam semesta. Tujuan
filosofi mereka dalam memikirkan soal alam besar darimana
terjadinya alam itulah yang menjadi sentral persoalan bagi mereka, pemikiran
yang demikian itu merupakan pemikiran yang sangat maju, rasional dan radikal.
Sebab pada waktu itu kebanyakan orang menerima begitu saja keadaan alam seperti
apa yang dapat ditangkap dengan indranya, tanpa mempersoalkannya lebih jauh.
Sedang di lain pihak orang cukup puas menerima keterangan tentang kejadian alam
dari cerita nenek moyang.
B.
Tokoh – tokoh filosof Pra socrates
Filosuf yang hidup pada masa pra Socrates disebut para filosuf alam karena
objek yang mereka jadikan pokok persoalan adalah alam. Yang dimaksud dengan
alam (fusis) adalah kenyataan hidup dan kenyataan badaniah. Jadi, perhatian
mereka mengarah kepada apa yang dapat diamati.
Ada beberapa filosof pada masa ini yaitu :
1. Thales
filosof pertama
yang hidup pada abad ke-6 sebelum
masehi. Thales adalah seorang saudagar yang sering berlayar ke Mesir. Ia
menemukan ilmu ukur dari Mesir dan membawanya ke Yunani. Ia juga dikenal
sebagai seorang yang ahli dalam bidang astronomi dan metafisika.
Thales memberikan
jawaban bahwa segala sesuatu berasal dari air, ia juga menyatakan bahwa bumi
ini berasal dari air. Air adalah pusat dan sumber segala yang ada atau pokok
dari segala sesuatu. Segala sesuatu berasal dari air dan kembali ke air. Dari
air itu terjadilah tumbuh-tumbuhan dan binatang, bahkan tanah pun mengandung
air. Arguman Thales merupakan argument yang bukan hanya rasional, tetapi juga
observatif.
Pandangan Thales merupakan cara
berpikir yang sangat tinggi, karena sebelumnya, orang-orang Yunani lebih banyak
mengambil jawaban-jawaban tentang alam dengan kepercayaan dan mitos-mitos yang
dipenuhi dengan ketakhayulan. Thales telah membuka alam pikiran dan keyakinan
tentang alam dan asal muasalnya, tanpa menunggu dalil-dalil yang agamis. Baginya
di awal air dan di akhir air, dengan perkataan filosof, air adalah substansi
(isi) dan substrat (bingkai).
Dalam pandangan Thales, animisme
ialah kepercayaan bahwa bukan saja barang yang hidup mempunyai jiwa, tetapi
juga benda mati. Kepercayaan ke sana diperkuat oleh pengalamanya pula. Besi dan
batu yang di gosok sampai panas menarik barang yang dekat padanya. Ini
dipandangnya mempunyai kodrat tanda jiwa.
Sungguhpun demikian, Thales
terbilang Bapak Filosofi Yunani, sebab dialah, filosof pertama, yang tak pernah
meninggalkan pelajaran yang dituliskannya sendiri, filosofinya diajarkan dengan
lisannya dan dikembangkan oleh murid-muridnya yang kemudian ditulis oleh
Aristoteles. Dengan jalan pikirnya, Thales mendapat keputusan tentang soal
besar yang senantiasa mengikat perhatian.
2. Anaximandros
Anaximandros adalah salah satu murid Thales. Ia
adalah orang pertama yang mengarang suatu traktat dalam kesusateraaan Yunani,
dan berjasa dalam bidang astronomi dan geografi. Sehingga ia orang pertama yang
membuat peta bumi. Meskipun ia murid Thales namun ia mempunyai prinsip dasar
alam satu akan tetapi bukanlah dari jenis benda alam seperti air sebagaimana
yang dikatakan oleh gurunya
Prinsip dasar alam
haruslah dari jenis yang tak terhitung dan tak terbatas yang oleh dia disebut
Apeiron yaitu zat yang tak terhingga dan tak terbatas dan tidak dapat dirupakan
tidak ada persamaannnya dengan apapun. Meskipun
tentang teori asal kejadian alam tidak begitu jelas namun dia adalah seorang yang
cakap dan cerdas. Pendapatnya yang lain, bumi seperti silinder, lebarnya tiga
kali lebih besar dari tingginya. Sedangkan bumi tidak terletak atau bersandar
pada sesuatu pun.
3. Anaximenes
Anaximenes berpendapat bahwa udara merupakan asal usul segala sesuatu.
Udara melahirkan semua benda dalam alam semesta ini karena suatu proses
pemadatan dan pengeceran, kalau udara semakin bertambah maka muncullah
berturut-turut angin, air, tanah dan akhirnya batu. Sebaliknya kalau udara itu
menjadi encer yang timbul adalah api.
Pandangan Anaximenes tentang susunan jagat raya merupakan kebalikan dibandingkan dengan Anaximandros. Menurut Anaximenes bumi yang berupa meja
bundar katanya melayang di atas udara. Demikian pun matahari, bulan dan
bintang. Badan-badan jasad raya itu tidak terbenam di bawah bumi
sebagaimana yang dipikirkan Anaximandros, tetapi mengelilingi bumi yang datar
itu, matahari lenyap pada waktu malam tertutup di belakang bagian-bagian
tinggi.
4. Pythagoras
Mengenai riwayat hidupnya, ia dilahirkan di Pulau Samos, Ionia. Tanggal dan
tahunnya tidak diketahui secara pasti. Ia juga tidak meninggalkan
tulisan-tulisan sehingga apa yang diketahui tentang Pythagoras diperlukan
kesaksian-kesaksian.di dalam kota kelahirannya. Pythagoras mendirikan suatu tarekat beragama yang bersifat religious, mereka menghormati dewa Apollo. Menurut kepercayaan Pythagoras manusia asalnya
Tuhan jiwa itu adalah penjelmaan dari Tuhan yang jatuh ke dunia karena berdosa
dan dia akan kembali ke langit ke dalam lingkungan Tuhan bermula, apabila sudah
habis dicuci dosanya itu, hidup di dunia ini adalah persediaan buat akhirat.
Pythagoras juga disebut sebagai ahli pikir, terutama dalam ilmu matematik
dan ilmu berhitung. Falsafah pemikirannya banyak diilhami oleh rahasia
angka-angka. Dunia angka adalah dunia kepastian dan dunia ini erat hubungannya
dengan dunia bentuk. Dari sini dapat dilihat kecakapannya dia dalam matematik
mempengaruhi terhadap pemikiran filsafatnya sehingga pada segala keadaan ia
melihat dari angka-angka dan merupakan paduan dari unsur angka.
5. Heraclitos
Ia lahir di Ephesus, sebuah kota perantauan di Asia Kecil, dan merupakan
kawan dari Pythagoras, akan tetapi lebih tua. Ia mendapat julukan si gelap,
karena untuk menelusuri gerak pikirannya sangat sulit. Hanya dengan melihat
fragmen-fragmennya, ia mempunyai kesan berhati tinggi dan sombong, sehingga ia
mudah mencela kebanyakan manusia untuk mengatakan jahat dan bodoh, juga mencela
orang-orang terkemuka di negeri Yunani. Pemikiran filsafatnya yang terkenal
dengan filsafat menjadi.
Heraclitos mengemukakan pendapatnya, bahwa segala yang ada selalu berubah
dan sedang menjadi, ia mempercayai bahwa arche (asas yang pertama dari alam
semesta) adalah api. Karena api dianggapnya sebagai lambang perubahan dan
kesatuan. Api mempunyai sifat memusnahkan segala yang ada, dan mengubahnya
sesuatu itu menjadi abu dan asap. Walaupun sesuatu itu apabila dibakar menjadi
abu dan asap, toh adanya api tetap ada. Segala sesuatunya berasal dari api, dan
akan kembali menjadi api.Pernyataan itu
mengandung pengertian bahwa kebenaran selalu berubah, tidak tetap. Pengertian
adil pada hari ini belum tentu masih benar besok. Hari ini 2 x 2 = 4 besok
dapat saja bukan empat. Pandangan ini merupakan warna dasar filsafat sofisme.
6. Parmenides
Ia lahir di kota Elea, kota perantauan Yunani di Italia Selatan.
Kebesarannya sama dengan kebesaran Heracleitos. Dialah yang pertama kali
memikirkan hakikat tentang ada (being) Parmenides adalah
seorang tokoh relativisme yang penting.
Parmenides dikatakan sebagai logikawan pertama dalam pengertian modern.
Sistemnya secara keseluruhan didasarkan pada dedukasi logis, tidak seperti
Heraclitus, misalnya yang menggunakan metode instuisi. Plato amat menghargai
metode parmenides itu, dan Plato lebih banyak mengambil dari Parmenides
dibandingkan dengan filosof lain pendahulunya.
Menurut pendapatnya, apa yang disebut sebagai realitas adalah bukan gerak
dan perubahan. Hal ini berbeda dengan pendapat Heracleitos, yaitu bahwa
realitas adalah gerak dan perubahan. Jadi benar tidaknya
suatu pendapat diukur dengan logika. Disinilah masalah muncul. Bentuk ekstrem
penyataan itu ialah bahwa ukuran kebenaran adalah akal manusia.
C.
Aliran-Aliran Filsafat Pra Socrates
1. Aliran Miletos/Madzhab Milesian
Aliran ini
disebut Aliran Miletos karena tokoh-tokohnya merupakan warga asli Miletos, di
Asia Kecil, yang merupakan sebuah kota niaga yang maju. Berikut beberapa tokoh
yang termasuk kedalam Aliran Miletos atau dikenal pula dengan istilah Madzhab
Milesian:
- Thales
Thales hidup
sekitar 624-546 SM. Ia adalah seorang ahli ilmu termasuk ahli ilmu Astronomi. Ia
berpendapat bahwa hakikat alamini adalah air. Segala-galanya berasal dari air.
Bumi sendiri merupakan bahan yang sekaligus keluar dari air dan kemudian
terapung-apung di atasnya.
b.
Anaximander
Anaximander adalah murid Thales yang
setia. Ia hidup sekitar 610-546 SM. Ia berpendapat bahwa hakikat dari segala sesuatu yang satu itu bukan air, tapi yang satu itu adalah yang
tidak terbatas dan tidak terhingga, tak berubah dan meliputi segala-galanya
yang disebut “Aperion”. Aperion bukanlah materi seperti yang dikemukakan oleh
Thales. Anaximander juga berpendapat bahwa dunia ini hanyalah salah satu bagian
dari banyak dunia lainnya.
c.
Anaximenes.
Anaximenes
hidup sekitar 560-520 SM. Ia berpendapat bahwa hakikat segala sesuatu yang satu
itu adalah udara. Jiwa adalah udara; api adalah udara yang encer; jika
dipadatkan pertama-tama udara akan menjadi air, dan jika dipadatkan lagi akan
menjadi tanah, dan ahirnya menjadi batu. Ia berpendapat bahwa bumi berbentuk
seperti meja bundar.
2. Aliran
Pythagoras
Pythagoras
lahir di Samos sekitar 580-500 SM. Ia berpendapat bahwa semesta ini tak lain
adalah bilangan. Unsur bilangan merupakan prinsip unsur dari segala-galanya.
Dengan kata lain, bilangan genap dan ganjil sama dengan terbatas dan tak
terbatas.
a.
Xenophanes
Xenophanes
merupakan pengikut Aliran Pythagoras yang lahir di Kolophon, Asia Kecil,
sekitar tahun 545 SM. Dalam filsafatnya ia menegaskan bahwa Tuhan bersifat
kekal, tidak mempunyai permulaan dan Tuhan itu Esa bagi seluruhnya. Ke-Esaan
Tuhan bagi semua merupakan sesuatu hal yang logis. Hal itu karena kenyataan
menunjukkan apabila semua orang memberikan konsep ketuhanan sesuai dengan
masing-masing orang, maka hasilnya akan bertentangan dan kabur. Bahkan “kuda
menggambarkan Tuhan menurut konsep kuda, sapi demikian juga” kata Xenophanes.
Jelas kiranya ide tentang Tuhan menurut Xenophanes adalah Esa dan bersifat
universal.
b.
Heraklitus (Herakleitos)
Heraklitos
hidup antara tahun 560-470 SM di Italia Selatan sekawan dengan Pythagoras dan
Xenophanes. Ia berpendapat bahwa asal segalanya adalah api dan api adalah
lambang dari perubahan. Api yang selalu bergerak dan berubah menunjukkan bahwa
tidak ada yang tetap dan tidak ada yang tenang.
3. Aliran Elea
a.
Parmenides
Lahir
sekitar tahun 540-475 di Italia Selatan. Ajarannya adalah kenyataan bukanlah
gerak dan perubahan melainkan keseluruhan yang bersatu. Dalam pandangan
Parmenides ada dua jenis pengetahuan yang disuguhkan yaitu pengetahuan inderawi
dan pengetahuan rasional. Apabila dua jenis pengetahuan ini bertentangan satu
sama lain maka ia memilih rasio. Dari pemikirannya itu membuka cabang ilmu baru
dalam dunia filsafat yaitu penemuannya tentang metafisika sebagai cabang
filsafat yang membahasa tentang yang ada.
b.
Zeno
Lahir di Elea sekitar 490 SM. Ajarannya yang penting
adalah pemikirannya tentang dialektika. Dialektika adalah satu cabang filsafat
yang mempelajari argumentasi.
c.
Melissos
Lahir di
Samos tanpa diketahui secara tepat tanggal kelahirannya. Ia berpendapat bahwa
“yang ada” itu tidak berhingga, maka menurut waktu maupun ruang.
4. Aliran
Pluralis
a.
Empedokles
Lahir di
Akragas Sisislia awal abad ke-5 SM. ia menulis buah pikirannya dalam bentuk
puisi. Ia mengajarkan bahwa realitas tersusun dari empat anasir yaitu api,
udara, tanah, dan air.
b.
Anaxagoras
Lahir di
Ionia di Italia Selatan. Ia berpendapat bahwa realitas seluruhnya bukan satu
tetapi banyak. Yang banyak itu tidak dijadikan, tidak berubah, dan tidak berada
dalam satu ruang yang kosong. Anaxagoras menyebut yang banyak itu dengan
spermata (benih).
5. Aliran Atomis
Pelopor
atomisme ada dua yaitu Leukippos dan Demokritos. Ajaran aliran filsafat ini ikut
berusaha memecahkan masalah yang pernah diajukan oleh aliran Elea. Aliran ini
mengajukan konsep mereka dengan menyatakan bahwa realitas seluruhnya bukan satu
melainkan terdiri dari banyak unsur. Dalam hal ini berbeda dengan aliran
pluralisme maka aliran atomisme berpendapat bahwa yang banyak itu adalah “atom”
(a = tidak, tomos = terbagi).
6. Aliran Sofis
Sofisme berasal dari kata Yunani “sophos” yang
berarti cerdik atau pandai. Tokoh-tokoh kaum Sofis adalah Protagoras, Grogias,
Hippias, Prodikos, dan Kritias.
DAFTAR PUSTAKA
Atang Abdul Hakim dan Beni Ahmad saebani,
2008. Filsafat umum Dari metologi samapai teofilosofi, CV Pustaka Setia
, Bandung.
Cecep
Sumarna,2006,Filsafat ilmu,pustaka Bani Quraisy,Bandung
http://kevinevolution.wordpress.com/2011/11/02/filsafat-pra-socrates/
http://brampikanatalo.blogspot.com/2013/05/filsafat-pra-socrates-filosof-alam.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar