A. Pengertian Kebudayaan, Unsur Kebudayaan,
dan Islam Kebudayaan.
1.
Pengertian
Kebudayaan.
Pengertian
kebudayaan menurut S.Takdir Alisyahbana (1986:207-8). Kebudayaan adalah suatu
keseluruhan yang kompleks yang terdiri dari unsur-unsur yang berbeda-beda
seperti pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat istiadat, dan segala
kecakapan yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo
Soemardjan dan Soelaiman Soemardi (1964:113). Kebudayaan adalah semua hasil
karya, rasa, dan cipta masyarakat.
2.
Unsur
Kebudayaan.
Unsur kebudayaan
menurut Herkovits, Selo Soemardjan, dan Soelaiman Soemardi (1964:115) yaitu :
1. Technological
Equipment (alat-alat teknologi)
2. Economic
System (sistem ekonomi)
3. Family
(keluarga)
4. Political
control (kekuasaan politik)
3.
Islam
dan Kebudayaan.
Nurcholis Majid,
menjelaskan hubungan agama dan budaya. Menurutnya, agama dan budaya adalah dua
bidang yang dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan.Agama bernilai
mutlak, tidak berubah karena perubahan waktu dan tempat.Sedangkan budaya,
sekalipun berdasarkan agama, dapat berubah dari waktu ke waktu dan dari tempat
ke tempat.
Jadi, dapat
disimpulkan kebudayaan islam adalah kebudayaan yang merupakan hasil upaya ulama
dalam memahami ajaran dasar agama islam, dituntun oleh petunjuk Tuhan, yaitu
Al-Qur’an dan Sunnah.
B.
Islam Kebudayaan Lama
Islam masuk ke Indonesia penyebarannya berawal dari pelabuhan-pelabuhan,
lalu masuk ke pesisir dan pedesaan. Para ulama dan para pedagang di sekitar
sana sangat berperan penting dalam penyebaran islam ini.
Dalam Kebudayaan Islam Lama masih identik dengan kepercayaan Animisme
dan dinamisme dimana manusia percaya pada hal mistis, dan cenderung lebih
kental pada adat dari pada ajaran Islamnya sendiri.
Di Jawa, Islam
hanya diperaktekkan oleh sekelompok kecil kaum muslimin yang aktif dalam
membawa pesan-pesan Islam dan melaksanakan kegiatan keislaman di masyarakat.
sedangkan sebagian besar penduduk lainnya hanya menerima Islam secara global
saja, karena mereka masih menganut dan berpegang teguh pada kepercayaan nenek
moyang mereka.
Begitu juga
halnya di Minangkabau, kebanyakan dari para penduduk masih menyembah berhala,
percaya kepada takhayul dan praktek-prakek yang tidak islami lainya, padahal
mereka telah memeluk Islam. mereka juga jarang menjalankan kewajiban-kewajiban
agama seperti sholat dan puasa.
Namun demikian,
pada awal abad ke-18, berbagai lembaga-lembaga keislaman mulai muncul dan
mapan, seperti meunasah di Aceh, surau di
Minangkabau dan Semenanjung Malaya, pesantren di Jawa, dan lembaga-lembaga
lainnya. Lembaga-lembaga inilah yang tumbuh
menjadi organisasi yang bersifat universal yang menerima guru dan murid tanpa
memandang latar belakang daerah, suku dan sebagainya, sehingga mampu membangun
jaringan kepemimpinan intelektual keagamaan dalam berbagai tingkatan.
Dengan
terjadinya persentuhan antara lembaga-lembaga keislaman dengan dunia luar,
terdoronglah intensifikasi atau peningkatan proses islamisasi terhadap kalangan
masyarakat secara keseluruhan, sekaligus sebagai pembaruan terhadap pandangan
dan praktek keislaman bagi mereka yang telah menjadi muslim. Hal inilah yang
mendorong munculnya slogan “kembali kepada syariah” yang menyeret dunia Melayu
ke arah ortodoksi, yakni kembali berpegang teguh terhadap konsep resmi syariah,
yang ditandai dengan diterjemahkannya teks-teks sufi ortodoks ke dalam bahasa
Melayu.
C.
Peran Agama Islam dalam Kehidupan
Agama
Islam memiliki peranan dalam kehidupan manusia. Peranan tersebut adalah
sebagai pedoman yang mencakup hubungan manusia dengan Allah, manusia dengan
manusia, dan manusia dengan lingkungan hidup, dan sebagai sumber nilai dalam
kehidupan manusia.
Agama Islam
sebagai pedoman hidup manusia dalam hubungannya dengan Allah
SWT membimbing manusia ke arah yang lurus. Manusia harus sadar
darimana mereka berasal, kepada siapa mereka akan kembali, kepada siapa mereka
meminta pertolongan, dan kepada siapa mereka berterima kasih.
Agama Islam
sebagai pedoman hidup manusia dalam hubungannya dengan sesama manusia bertujuan
untuk membentuk seseorang yang berakhlak mulia, peduli dengan orang lain,
bergaul dan memelihara hubungan yang baik antara sesama umat manusia. Islam
juga mengajarkan bahwa dalam menyelesaikan urusan dengan orang lain harus
dengan cara damai, dan menggunakan akal yang sehat.
Peran agama
Islam sebagai pedoman hidup manusia dalam hubungannya denganlingkungan
hidup menjadikan manusia memelihara lingkungan hidup dengan baik. Manusia
menggunakan alam sebagai tempat hidup, sumber pangan, bahan industri dan untuk
keperluan lainnya. Namun, manusia harus ingat bahwa penggunaannya harus efisien
agar lingkungan hidup terhindar dari bencana alam dan generasi berikutnya dapat
menikmati indahnya lingkungan hidup yang diciptakan oleh Sang
Khalik.
Agama Islam
sebagai sumber
nilai dalam kehidupan manusia membuat perilaku manusia berpegang
pada Islam. Nilai yang berada dalam masyarakat dibagi menjadi dua kategori
yaitu nilai fundamental dan nilai instrumental.
Nilai
fundamental adalah nilai dasar. Nilai dasar bersifat abadi yang harus berlaku dan wajib diberlakukan tanpa mengingat ruang dan
waktu. Nilai ini menyangkut hubungan manusia dengan Allah. Nilai instrumental
adalah nilai yang sifatnya tidak abadi, penggunaannya dibatasi oleh ruang dan
waktu. Pada umumnya, nilai instrumental menyangkut hubungan manusia dengan
manusia dan lingkungan hidup.
D. APA YANG DIAJARKAN ISLAM KESELURUH DUNIA
Yang
diajarkan Islam keseluruh dunia sebenarnya sangat banyak dan kompleks, tidak
ada agama yang mengajarkan sekompleks agama islam, mulai dari ajaran yang kecil
sampai ajaran yang sifatnya besar. Ajaran-ajaran islam yang diajarkan kepada
dunia dapat diterima dunia melalui berbagai macam cara dan melalui berbagai
macam sumber, diantaranya yang paling utama adalah melalui Rosulullah SAW,
Beliau adalah Rosul yang menerima wahyu dari Allah berupa Al Qur’an yang isinya
sangat sempurna, menerangkan tentang kisah-kisah para Nabi yang dapat kita
ambil manfaatnya, perintah-perintah, larangan-larangan, dan sebagainya.
Ajaran-ajaran agama islam yang diajarkan kepada dunia, diantaranya adalah :
Ajaran-ajaran agama islam yang diajarkan kepada dunia, diantaranya adalah :
1. Mengajarkan bertauhid
kepada ALLAH Yang Esa
لا
إله إلا الله محمد رسول الله
Artinya : “Tiada Tuhan selain Allah
dan Muhammad adalah utusan Allah”
Konsep tauhid ini dituangkan
dengan jelas dan sederhana pada Surah Al-Ikhlas yang terjemahannya adalah:
1. Katakanlah: “Dia-lah
Allah (Tuhan), Yang Maha Esa,
2. Allah adalah Tuhan
yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu,
3. Dia tiada beranak dan
tiada pula diperanakkan
4.
dan tidak ada seorangpun
yang setara dengan Dia.”
Nama “Allah” tidak
memiliki bentuk jamak dan tidak diasosiasikan dengan jenis kelamin tertentu.
Dalam Islam sebagaimana disampaikan dalam al-Qur’an dikatakan:
“(Dia) Pencipta langit
dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan
dan dari jenis binatang ternak pasangan- pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu
berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia,
dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat”. (Asy-Syu’ara’ [42]:11)
Allah adalah Nama Tuhan
(ilah) dan satu-satunya Tuhan sebagaimana perkenalan-Nya kepada manusia melalui
Al-Quran :
“Sesungguhnya Aku ini
adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan
dirikanlah salat untuk mengingat Aku”. (Ta Ha [20]:14)
2.
Mengajarkan berakhlaq mulia
Akhlak secara etimologis
perilaku atau jiwa, akhlak merupakan cerminan diri manusia. Beberapa akhlak
adalah adat istiadat, karena adat istiadat mempunyai pengaruh besar pada diri
sendiri serta pada masyarakat lain sehingga manusia hidup perlu dengan
masyarakat sosial lainnya denga demikian dapat mempengaruhi akhlak individu.
Disini secara terminologis, ada beberapa definisi tentang akhlak, salah satunya
adalah:
Menurut Al-Ghazali:
“Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan”.
“Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan”.
Sumber akhlak
dimaksudkan yaitu yang menjadi ukuran baik dan buruk atau mulia dan tercela
.Sebagaimana karakteristik keseluruhan ajaran islam, maka sumber akhlak adalah
al qur’an dan sunnah, dan bukan akal pikiran atau pandangan masyarakat
sebagaimana pada konsep etika dan moral. Sehingga konsep akhlak adalah segala
sesuatu itu di nilai baik dan buruk atau terpuji dan tercela, semata-mata
karena syara (al quran dan sunnah). Demikian pula halnya dengan akal pikiran,Ia
hanyalah salah satu potensi yang dimiliki manusia untuk mencari kebaikan atau
keburukan. Dan keputusannya bermula dari pengalaman empiris kemudian di olah
menurut kemampuan pengetahuan. Oleh karena itu keputusan yang di berikan akal
hanya
bersifat
spekulatif dan -subyektif.
Mengajarkan kita kepada
akhlak yang baik, akhlak yang sempurna, caranya adalah dengan mengimani rukun
iman dan rukun islam.
3.
Mengajarkan membangun ekonomi/technologi/science.
Islam tidak hanya
mengajarkan tentang agama, tidak hanya tentang hidup dan mati seseorang tetapi
agama islam adalah agama yang sempurna, selain dalam permasalahan agama, islam
juga mengajarkan tentang ekonomi, teknologi, ilmu pengetahuan dan sebagainya.
Hal ini dimaksudkan agar agama tidak hanya terpaku pada zaman dahulu saja,
tetapi bisa mengembangkan ajaran-ajaran islam. Islam sebagai sasaran studi
social ini di maksudkan sebagai studi tentang islam karena gejala social, hal
ini menyangkut keadaan masyarakat penganut agama lengkap dengan struktur,
lapisan serta berbagai gejala sosial lainnya yang saling berkaitan . Islam pun
sebagai sasaran budaya dapat dimaksudkan penyebaran agama islam dulu dengan adanya
budaya, karena agama adalah pranata sosial sebagai control terhadap
instruksi-instruksi yang ada. Dengan demikian islam tidak berpatokan pada
kekhusyukan saja melainkan juga pada kebudayaan, pemerintahan , ekonomi, dan
pertahanan.
Oleh karena itu dapat di simpulkan bahwa hasil pemikiran manusia yang berupa interpretasi terhadap teks suci itu di sebut kebudayaan, maka system pemerintahan islam, system perdagangan islam, system pemerintahan islam, system perdagangan islam, system pertahanan islam, system keuangan islam dan sebagainya yang timbul sebagai hasil pemikiran manusia adalah kebudayaan pula. Kalaupun ada perbedaannya iu terletak pada keadaan institusi-institusi kemasyarakatan dalam islam, yang di susun atas dasar prinsip-prinsip yang tersebut dalam al quran.
Oleh karena itu dapat di simpulkan bahwa hasil pemikiran manusia yang berupa interpretasi terhadap teks suci itu di sebut kebudayaan, maka system pemerintahan islam, system perdagangan islam, system pemerintahan islam, system perdagangan islam, system pertahanan islam, system keuangan islam dan sebagainya yang timbul sebagai hasil pemikiran manusia adalah kebudayaan pula. Kalaupun ada perbedaannya iu terletak pada keadaan institusi-institusi kemasyarakatan dalam islam, yang di susun atas dasar prinsip-prinsip yang tersebut dalam al quran.
Daftar
Pustaka
Abd. Hakim, Drs. Atang,Metodologi Studi Islam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar