Iklan

Kamis, 18 September 2014

ISLAM DAN KEBUDAYAAN

A.    Pengertian Kebudayaan, Unsur Kebudayaan, dan Islam Kebudayaan.
1.      Pengertian Kebudayaan.
Pengertian kebudayaan menurut S.Takdir Alisyahbana (1986:207-8). Kebudayaan adalah suatu keseluruhan yang kompleks yang terdiri dari unsur-unsur yang berbeda-beda seperti pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat istiadat, dan segala kecakapan yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi (1964:113). Kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
2.      Unsur Kebudayaan.
Unsur kebudayaan menurut Herkovits, Selo Soemardjan, dan Soelaiman Soemardi (1964:115) yaitu :
1.      Technological Equipment (alat-alat teknologi)
2.      Economic System (sistem ekonomi)
3.      Family (keluarga)
4.      Political control (kekuasaan politik)
3.      Islam dan Kebudayaan.
Nurcholis Majid, menjelaskan hubungan agama dan budaya. Menurutnya, agama dan budaya adalah dua bidang yang dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan.Agama bernilai mutlak, tidak berubah karena perubahan waktu dan tempat.Sedangkan budaya, sekalipun berdasarkan agama, dapat berubah dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat.
Jadi, dapat disimpulkan kebudayaan islam adalah kebudayaan yang merupakan hasil upaya ulama dalam memahami ajaran dasar agama islam, dituntun oleh petunjuk Tuhan, yaitu Al-Qur’an dan Sunnah.
B.     Islam Kebudayaan Lama
Islam masuk ke Indonesia penyebarannya berawal dari pelabuhan-pelabuhan, lalu masuk ke pesisir dan pedesaan. Para ulama dan para pedagang di sekitar sana sangat berperan penting dalam penyebaran islam ini.
Dalam Kebudayaan Islam Lama masih identik dengan kepercayaan Animisme dan dinamisme dimana manusia percaya pada hal mistis, dan cenderung lebih kental pada adat dari pada ajaran Islamnya sendiri.
Di Jawa, Islam hanya diperaktekkan oleh sekelompok kecil kaum muslimin yang aktif dalam membawa pesan-pesan Islam dan melaksanakan kegiatan keislaman di masyarakat. sedangkan sebagian besar penduduk lainnya hanya menerima Islam secara global saja, karena mereka masih menganut dan berpegang teguh pada kepercayaan nenek moyang mereka.
Begitu juga halnya di Minangkabau, kebanyakan dari para penduduk masih menyembah berhala, percaya kepada takhayul dan praktek-prakek yang tidak islami lainya, padahal mereka telah memeluk Islam. mereka juga jarang menjalankan kewajiban-kewajiban agama seperti sholat dan puasa.
Namun demikian, pada awal abad ke-18, berbagai lembaga-lembaga keislaman mulai muncul dan mapan, seperti meunasah di Aceh, surau di Minangkabau dan Semenanjung Malaya, pesantren di Jawa, dan lembaga-lembaga lainnya. Lembaga-lembaga inilah yang tumbuh menjadi organisasi yang bersifat universal yang menerima guru dan murid tanpa memandang latar belakang daerah, suku dan sebagainya, sehingga mampu membangun jaringan kepemimpinan intelektual keagamaan dalam berbagai tingkatan.
Dengan terjadinya persentuhan antara lembaga-lembaga keislaman dengan dunia luar, terdoronglah intensifikasi atau peningkatan proses islamisasi terhadap kalangan masyarakat secara keseluruhan, sekaligus sebagai pembaruan terhadap pandangan dan praktek keislaman bagi mereka yang telah menjadi muslim. Hal inilah yang mendorong munculnya slogan “kembali kepada syariah” yang menyeret dunia Melayu ke arah ortodoksi, yakni kembali berpegang teguh terhadap konsep resmi syariah, yang ditandai dengan diterjemahkannya teks-teks sufi ortodoks ke dalam bahasa Melayu.
C.    Peran Agama Islam dalam Kehidupan
Agama Islam memiliki peranan dalam kehidupan manusia. Peranan tersebut adalah sebagai pedoman yang mencakup hubungan manusia dengan Allah, manusia dengan manusia, dan manusia dengan lingkungan hidup, dan sebagai sumber nilai dalam kehidupan manusia.
Agama Islam sebagai pedoman hidup manusia dalam hubungannya dengan Allah SWT  membimbing manusia ke arah yang lurus. Manusia harus sadar darimana mereka berasal, kepada siapa mereka akan kembali, kepada siapa mereka meminta pertolongan, dan kepada siapa mereka berterima kasih.
Agama Islam sebagai pedoman hidup manusia dalam hubungannya dengan sesama manusia bertujuan untuk membentuk seseorang yang berakhlak mulia, peduli dengan orang lain, bergaul dan memelihara hubungan yang baik antara sesama umat manusia. Islam juga mengajarkan bahwa dalam menyelesaikan urusan dengan orang lain harus dengan cara damai, dan menggunakan akal yang sehat.      
Peran agama Islam sebagai pedoman hidup manusia dalam hubungannya denganlingkungan hidup menjadikan manusia memelihara lingkungan hidup dengan baik. Manusia menggunakan alam sebagai tempat hidup, sumber pangan, bahan industri dan untuk keperluan lainnya. Namun, manusia harus ingat bahwa penggunaannya harus efisien agar lingkungan hidup terhindar dari bencana alam dan generasi berikutnya dapat menikmati indahnya lingkungan hidup yang diciptakan oleh Sang Khalik.    
Agama Islam sebagai sumber nilai dalam kehidupan manusia membuat  perilaku manusia berpegang pada Islam. Nilai yang berada dalam masyarakat dibagi menjadi dua kategori yaitu nilai fundamental dan nilai instrumental.
Nilai fundamental adalah nilai dasar. Nilai dasar bersifat abadi yang harus berlaku dan wajib diberlakukan tanpa mengingat ruang dan waktu. Nilai ini menyangkut hubungan manusia dengan Allah. Nilai instrumental adalah nilai yang sifatnya tidak abadi, penggunaannya dibatasi oleh ruang dan waktu. Pada umumnya, nilai instrumental menyangkut hubungan manusia dengan manusia dan lingkungan hidup.





D.    APA YANG DIAJARKAN ISLAM KESELURUH DUNIA
      Yang diajarkan Islam keseluruh dunia sebenarnya sangat banyak dan kompleks, tidak ada agama yang mengajarkan sekompleks agama islam, mulai dari ajaran yang kecil sampai ajaran yang sifatnya besar. Ajaran-ajaran islam yang diajarkan kepada dunia dapat diterima dunia melalui berbagai macam cara dan melalui berbagai macam sumber, diantaranya yang paling utama adalah melalui Rosulullah SAW, Beliau adalah Rosul yang menerima wahyu dari Allah berupa Al Qur’an yang isinya sangat sempurna, menerangkan tentang kisah-kisah para Nabi yang dapat kita ambil manfaatnya, perintah-perintah, larangan-larangan, dan sebagainya.
Ajaran-ajaran agama islam yang diajarkan kepada dunia, diantaranya adalah :
1.      Mengajarkan bertauhid kepada ALLAH Yang Esa
لا إله إلا الله محمد رسول الله
Artinya : “Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah
Konsep tauhid ini dituangkan dengan jelas dan sederhana pada Surah Al-Ikhlas yang terjemahannya adalah:
1. Katakanlah: “Dia-lah Allah (Tuhan), Yang Maha Esa,
2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu,
3. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan
4. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.”
Nama “Allah” tidak memiliki bentuk jamak dan tidak diasosiasikan dengan jenis kelamin tertentu. Dalam Islam sebagaimana disampaikan dalam al-Qur’an dikatakan:
“(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan- pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat”. (Asy-Syu’ara’ [42]:11)
Allah adalah Nama Tuhan (ilah) dan satu-satunya Tuhan sebagaimana perkenalan-Nya kepada manusia melalui Al-Quran :
“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah salat untuk mengingat Aku”. (Ta Ha [20]:14)

2.      Mengajarkan berakhlaq mulia
Akhlak secara etimologis perilaku atau jiwa, akhlak merupakan cerminan diri manusia. Beberapa akhlak adalah adat istiadat, karena adat istiadat mempunyai pengaruh besar pada diri sendiri serta pada masyarakat lain sehingga manusia hidup perlu dengan masyarakat sosial lainnya denga demikian dapat mempengaruhi akhlak individu. Disini secara terminologis, ada beberapa definisi tentang akhlak, salah satunya adalah:
Menurut   Al-Ghazali:
     “Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan”.
Sumber akhlak dimaksudkan yaitu yang menjadi ukuran baik dan buruk atau mulia dan tercela .Sebagaimana karakteristik keseluruhan ajaran islam, maka sumber akhlak adalah al qur’an dan sunnah, dan bukan akal pikiran atau pandangan masyarakat sebagaimana pada konsep etika dan moral. Sehingga konsep akhlak adalah segala sesuatu itu di nilai baik dan buruk atau terpuji dan tercela, semata-mata karena syara (al quran dan sunnah). Demikian pula halnya dengan akal pikiran,Ia hanyalah salah satu potensi yang dimiliki manusia untuk mencari kebaikan atau keburukan. Dan keputusannya bermula dari pengalaman empiris kemudian di olah menurut kemampuan pengetahuan. Oleh karena itu keputusan yang di berikan akal hanya bersifat spekulatif    dan -subyektif.
Mengajarkan kita kepada akhlak yang baik, akhlak yang sempurna, caranya adalah dengan mengimani rukun iman dan rukun islam.
3.      Mengajarkan membangun ekonomi/technologi/science.
Islam tidak hanya mengajarkan tentang agama, tidak hanya tentang hidup dan mati seseorang tetapi agama islam adalah agama yang sempurna, selain dalam permasalahan agama, islam juga mengajarkan tentang ekonomi, teknologi, ilmu pengetahuan dan sebagainya. Hal ini dimaksudkan agar agama tidak hanya terpaku pada zaman dahulu saja, tetapi bisa mengembangkan ajaran-ajaran islam. Islam sebagai sasaran studi social ini di maksudkan sebagai studi tentang islam karena gejala social, hal ini menyangkut keadaan masyarakat penganut agama lengkap dengan struktur, lapisan serta berbagai gejala sosial lainnya yang saling berkaitan . Islam pun sebagai sasaran budaya dapat dimaksudkan penyebaran agama islam dulu dengan adanya budaya, karena agama adalah pranata sosial sebagai control terhadap instruksi-instruksi yang ada. Dengan demikian islam tidak berpatokan pada kekhusyukan saja melainkan juga pada kebudayaan, pemerintahan , ekonomi, dan pertahanan.
     Oleh karena itu dapat di simpulkan bahwa hasil pemikiran manusia yang berupa interpretasi terhadap teks suci itu di sebut kebudayaan, maka system pemerintahan islam, system perdagangan islam, system pemerintahan islam, system perdagangan islam, system pertahanan islam, system keuangan islam dan sebagainya yang timbul sebagai hasil pemikiran manusia adalah kebudayaan pula. Kalaupun ada perbedaannya iu terletak pada keadaan institusi-institusi kemasyarakatan dalam islam, yang di susun atas dasar prinsip-prinsip yang tersebut dalam al quran.

Daftar Pustaka
Abd. Hakim, Drs. Atang,Metodologi Studi Islam

Tidak ada komentar:

Cari Blog Ini

KATA - KATA MUTIARA

 Kata - Kata Mutiara Kata - Kata Mutiara adalah kumpulan kata - kata untuk  menstimulus seseorang merubah keadaan yang sedang di alaminya sa...