Iklan

Kamis, 16 Juni 2016

Jenis - jenis teman

1. Teman baik
             teman yang mana dia selalu dapat menerima keadaan kita dan bersikap baik terhadap kita.
Dalam pernemanannya , teman ini selalu memberikan suport dan motivasi nya terhadap kita bahkan mereka selalu membantu kita. Dan ketika kita melakukan hal yang salah teman ini selalu mengingatkan kita dan menasehati kita.

2. Teman jahat
             teman yang mana dia selalu bersikap jahat terhadap kita, bahkan mereka menginginkan hidup kita selalu dalam keadaan yang sulit. Dalam pernemannya mereka tidak begitu dekat bahkan seperti musuh dalam peperangan, karena mereka selalu mencari cara bagaimana kita bisa sengsara.

3. Teman munafik
             teman ini selalu mempunyai banyak wajah, karena teman seperti ini mereka terkadang bersikap baik di depan kita dan dibelakang kita mereka selalu menjelek - jelekan kita.Dan jenis teman yang seperti ini biasanya paling banyak di sekeliling kita.
Dan yang jadi pertanyaan bagaimana cara kita menghadapi teman seperti itu?
kita sebaiknya jangan terlalu terbuka terhadap teman kita apalagi soal aib yang kita miliki. soalnya terkadang teman bisa jadi musuh kita.

Sabtu, 11 Juni 2016

Makalah INITATION SOLUTIONS

MAKALAH INITIATION SOLUTIONS
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
KONSELING INDIVIDUAL

Dosen Pengampu : Naeila Rifatil Muna, S.Psi. M.Pd.I







DISUSUN OLEH : KELOMPOK V BKI-A/IV
1.     Ihan Roihanah.
2.     Intan Sholihat.
3.     Siti Rahma.
4.     Sheila Salsabila Hasanah.
5.     Teguh Fadhilah.

  UNIVERSITAS AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
          SYEKH NURJATI CIREBON


                                                     



                                                         BAB I
                                              PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah.
Menurut Brammer dan Shostrom (1982:99) proses konseling dan psikoterapi melalui beberapa tahapan yaitu :
1. Tahap 1: Membangkitkan minat dan membahas perlunya bantuan pada diri klien
.
2. Tahap 2: Membina hubungan
.
3. Tahap 3: Menetapkan tujuan konseling dan menjelajahi berbagai alternatif yang ada
4. Tahap 4: Bekerja dengan masalah dan tujuan
.
5. Tahap 5: Membangkitkan kesadaran klien untuk berubah
.
6. Tahap 6: Perencanaan kegiatan atau tindakan
.
7. Tahap 7: Evaluasi hasil dan mengakhiri konseling
.
Sedangkan yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu mengenai. Menetapkan tujuan konseling dan menjelajahi berbagai alternative yang ada, dan bekerja dengan masalah dan tujuan. Kegiatan ini dinamakan Initiation Solutions, atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Inisiasi Solusi.


BAB II
PEMBAHASAN

          A.    PENGERTIAN INITIATION  SOLUTIONS.
Di dalam bahasa Inggris, Inisiasi berasal dari kata initiate, yang berarti memulai suatu kegiatan Inisiasi adalah sebuah perayaan ritus yang menjadi tanda masuk atau diterimanya seseorang di dalam sebuah kelompok atau masyarakat Inisiasi juga menjadi sebuah tanda formal diterima menjadi dewasa di dalam sebuah komunitas. Sedangkan arti kata solusi, penyelesaian; pemecahan (masalah dsb); jalan keluar.

          B.     LANGKAH-LANGKAH INITIATION SOLUTIONS.

I. PEMBERIAN INISIASI DALAM MEMFASILITASI TINDAKAN KONSELI
      Penginisiasian merupakan tahap kulminasi dari pemberian bantuan. Pemberian inisiasi menekankan pada memfasilitasi usaha konseli untuk bertindak dalam mencapai tujuannya. Dengan kata lain, tindakan konseli untuk mengubah atau memperoleh keberfungsian mereka. Tindakan ini didasarkan atas pemahaman mereka yang telah terpersonalisasi terhadap tujuan mereka. Hal ini difasilitasi dari inisiatif dari konselor.
Proses inisiasi (penginisiasian) mencakup penetapan tujuan, pengembangan program, perancangan jadwal serta reinforcement dan mengindividualisasian langkah-langkah.

II. KONDISI INTI DALAM PENGAMBILAN TINDAKAN
     Konselor secara terus menerus menekankan pada pemberian respon secara efektif. Setelah menjadi tambahan dalam pemberian pemahaman terhadap tujuan, konselor kembali lagi pada tingkatan yang sesuai dalam responding. Begitu pula dengan konselor yang menekankan pada pengindividualisasikan langkah-langkah dalam pencapaian tujuan. Dalam prakteknya, hal ini berarti bahwa konselor selalu melakukan pemeriksaan kembali terhadap konseli dalam pengembangan dan pelaksanaan program-progam.
Konselor perlu mengkomunikasikan penghargaan yang kondisional bagi konseli. Konselor memiliki gambaran yang jelas tentang kelebihan dan kelemahan konseli, serta meneguhkan mereka dengan tujuan untuk membantu mereka mengembangkan dan melaksanakan program-program secara efektif. Keseluruhan dalam hal ini dikondisikan dalam prilaku yang sangat murni (genuine). Karena baik konselor maupun konseli saling mengetahui dengan baik satu sama lain, maka mereka dapat berhubungan dengan bebas dan terbuka sesuka hati mereka.



III.PERSONALISASI  TUJUAN

a.Penetapan    tujuan
     Tugas yang paling kritis dalam penginisiasian adalah penetapan tujuan. Jika tujuan dan operasionalnya telah ditetapkan, maka arah pemberian bantuan menjadi jelas. Dalam menetapkan tujuan, digunakan pula 5 kata tanya dasar dengan cara yang kreatif (What, Who, Why, When, Where, How). 5 WH tersebut digambarkan dalam lingkup pengoperasian tujuan yang unsure-unsurnya terdiri atas: komponen, fungsi, proses, kondisi dan standar. Pengoperasian ini akan menekankan seluruh unsure yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.

b. Penetapan komponen-komponen
      Unsur pertama dari tujuan adalah komponen. Komponen menggambarkan siapa (Who) dan apa saja (What) yang terlibat dalam suatu tujuan.

c.Penetapan
     fungsi-fungsi
    Unsur kedua dalam penetapan tujuan adalah fungsi. Fungsi menggambarkan apa yang dilakukan seseorang atau sesuatu. Fungsi adalah kata kerja operasional yang menggambarkan suatu aktifitas.

d.Penetapan    proses-proses
Unsur ketiga dalam penetapan tujuan adalah proses. Proses dideskrifsikan sebagai alasan (Why) dan metode (How) bagi komponen-komponen untuk mengerjakan tugasnya.

e. Penetapan kondisi-kondisi
Unsur keempat dalam penetapan tujuan adalah kondisi. Kondisi menggambarkan dimana (Where) dan kapan (When) fungsi-fungsi terjadi. Kondisi juga merupakan kalimat keterangan yang mendeskripsikan fungsi.

f. Penetapan standar-standar
Unsur kelima dalam penetapan tujuan adalah standar. Standar menggambarkan sebaik apa fungsi ditampilkan. Standar juga merupakan frase keterangan yang mendeskripsikan fungsi-fungsi. Keterampilan konseli dalam belajar mungkin akan mensyaratkan
  kemampuan untuk mengeksplorasi, memahami dan mengambil tindakan atas tiap keterampilan untuk dipelajari. Ketrampilan konseli dalam bekerja mungkin mensyaratkan kemapuan untuk menangani masalah atau membuat keputusan secara terencana. Hal ini penting untuk menjadi sangat spesifik dalam menentukan criteria keefektifan. Jika tidak, konseli tidak akan tahu dimana saat-saat mereka telah mencapai tujuan yang mereka inginkan.



            Sedangkan dalam buku Bimbingan dan Konseling, karangan Dr. Achmad Juntika Nurihsan. Konseptualisasi (Perumusan) masalah ini, berupa :
1, Mengenal kebutuhan klien.
2. Memahami kebutuhan klien.
3. Memenuhi kebutuhan klien.
            Jourard mengonseptualisasikan kebutuhan ini dengan cara yang berguna untuk konseling, yaitu kebutuhan untuk kelangsungan hidup, kebutuhan fisik, kebutuhan cinta dan seks, kebutuhan status, sukses, dan harga diri,  kebutuhan kesehatan mental dan fisik, kebutuhan bebas, kebutuhan menantang, serta kebutuhan kejelasan kognitif.
Konselor perlu memahami dunia klien sebagai orang yang :
1.      Secara terus menerus merasakan kebutuhan-kebutuhan.
2.      Tidak selamanya mengenal kebutuhan.
3.      Mencari bantuan konselor.

Sedangkan dalam hal tujuan, proses konseling melibatkan dua jenis tujuan, yaitu proses dan tujuan akhir. Tujuan itu dikaitkan dengan menciptakan suasana-suasana yang penting untuk perubahan klien, seperti menciptakan hubungan baik.
Tujuan hasil dibedakan untuk setiap klien. Tujuan-tujuan hasil itu secara langsung dikaitkan dengan perubahan klien sebagai hasil konseling. Ada tiga tujuan akhir :
1.      Perilaku yang diubah.
2.      Kondisi yang mendasari perubahan.
3.      Tingkat atau jumlah perubahan.



IV.MENGOPERASIONALKAN     TUJUAN
      Melalui pemberian deskripsi operasional terhadap tujuan, konseli akan memiliki gambaran yang jelas tentang tujuannya. Hal ini mendorong konseli untuk mengembangkan dan melaksanakan program-program demi pencapaian tujuan mereka.

V.MENGKOMUNIKASIKAN        TUJUAN        OPERASIONAL
      Tujuan operasional dikomunikasikan pada konseli dengan cara menekankan pada ketentuan-ketentuan yang dapat diamati dan diukur. Ketentuan-ketentuan ini mengacu pada standar performansi. Biasanya hal ini dimaksudkan untuk menggambarkan tujuan dalam hubungannya dengan lama waktu yang digunakan konseli dalam melakukan suatu perilaku.

VI.PENETAPAN       TUJUAN
a.Pengembangan
         program
Jelas tidak cukup kalau kita hanya menetapkan tujuan saja. Untuk mencapai tujuan, kita perlu mengembangkan program. Program merupakan prosedur langkah-demi-langkah yang mempermudah pencapaian tujuan. Dalam pemberian penjelasan tentang tujuan, program diperoleh dari pengoperasian. Setiap langkah dalam program harus membawa pada penyelesaian operasi-operasi yang terlibat dalam suatu tujuan.
tujuan. Tujuan adalah yang ingin dan perlu dicapai konseli. Langkah pertama merupakan langkah yang mendasar dimata konseli memulai untuk melangkah.
b. Pengembangan langkah awal
Langkah pertama adalah langkah paling dasar yang harus diambil konseli
c. Pengembangan langkah perantara
Langkah perantara yang pertama dapat diperkirakan berada pada setengah jalan antara langkah pertama dengan tujuan.

VII. PENGEMBANGAN      PROGRAM
a.Pengembangan
         jadwal
Proses penginisiasian berlanjut seiring konselor mengembangkan penjadwalan waktu untuk pencapaian langkah dan tujuan. Jadwal disajikan untuk memfokuskan program yang akan dilakukan. Dengan adanya jadwal, jurang waktu yang mungkin ditinggalkan oleh perhitungan waktu akhir-terbuka(open ended time) akan lebih rapat.
Penekanan utama dalam proses penjadwalan adalah pada pengembangan waktu mulai dan waktu selesai. Hal tersebut menjelaskan pada konseli dan konselor kapan suatu hal harus dilakukan atau diselesaikan.

b. Menetapkan waktu penyelesaian
Langkah pertama yang diambil dalam pengembangan jadwal adalah menentapkan secara khusus kelengkapan waktu dan tanggal.

c. Menetapkan waktu pemulaian
Langkah kedua dalam pengembangan jadwal adalah menetapkan waktu dan tanggal pemulaian secara spesifik.

d. Mengawasi ketetapan waktu
Konselor dapat menetapkan waktu mulai dan selesai bagi tiap langkah sementara.. Jadwal yang detail membuat konselor dan konseli dapat mengawasi pelaksanaan langkah-langkah dalam pencapaian tujuan.

VIII.    PENGEMBANGAN  JADWAL
a.Pengembangan
         peneguhan
Langkah selanjutnya dalam penginisiasian adalah pengembangan peneguhan yang akan mendorong konseli untuk mengambil langkah-langkah yang dibutuhkan. Peneguhan menjadi sangat efektif saat diaplikasikan dengan sesegera mungkin terhadap pelaksanaan langkah-langkah yang diambil.
Empati merupakan sumber dari seluruh pengetahuan tentang       peneguhan      yang    kuat     bagi     konseli.
Ada     dua      jenis     peneguhan
 1.Peneguhan   positif
Peneguhan positif atau melalui reward adalah jenis peneguhan yang palin
g potensial. Orang cenderung dapat bekerja keras demi sesuatu yang benar-benar berarti baginya.

2.Peneguhan
    negative
Sebisa mungkin konselor harus mencegah peneguhan negatif. Dalam konteks ini penerapan atas peneguhan negatif dapat menstimulasi reaksi lainnya, misalnya reaksi penolakan terhadap orang yang memberikan hukuman. Untuk mencegah agar tidak berhadapan dengan reaksi semacam ini, konselor harus berusaha untuk menetapkan peneguhan negatif tersebut sebagai ketiadaan reward.
Konselor perlu untuk meneguhkan konseli secara positif dan membuat perilaku konseli menjadi terarah pada tujuan, serta mencegah perilaku tidak bertujuan dan peneguhan negatif pada konseli.




Daftar Pustaka
1.      Nurihsan, Juntika Achmad.2011.Bimbingan dan Konseling.Bandung : Refika Aditama.
2.      http//bkpemula.wordpress.com







Apa Yang Terjadi Dengan Manusia Zaman Sekarang ???

            Di zaman Moderen ini, Manusia sudah mengenal Moderenisasi . Dimana barang elektronik sudah menjadi kebutuhan pokok bagi mereka, karena dengan barang - barang yang canggih ini bisa mempermudah kerja manusia. Dan di era moderen ini,Ilmu pengetahuan  sudah bisa diakses dimana saja dengan menggunakan internet, alat komunikasipun sudah lebih canggih dan praktis. Sehingga banyak manusia yang memiliki kepintaran yang tinggi. 
            Namun dibalik itu semua pemorosotan moral terjadi. Mengapa bisa terjadi demikian ? padahal manusia zaman sekarang sudah cukup pintar. 
Apa yang salah dan siapa yang salah ? 
jawabannya, menurut saya " nilai dan norma moral dizaman sekarang sudah terkesampingkan oleh banyaknya barang elektronik yang beredar dimasyarakat sehingga mereka melupakan atau mengenyampingkan nilai dan norma moral yang ada dikalangan mereka". 
Bila kita bercermin pada diri sendiri apakah kita seperti itu? jawabannya ada dihati kalian. Hati nuranimulah yang akan menjawabnya bukan otakmu,karena pemikiranmu bisa saja berbohong dan dibohongi oleh alat elektronik canggih, tapi hati nuranimu tidak akan bisa berbohong .
          Maka dari itu, kalian harus bisa menyeimbangkan antara ilmu pengetahuan dan ilmu hati kalian. Belajar lebih peka terhadap kejadian sosial yang terjadi di lingkungan sosial kalian akan merasa lebih kaya dibandingkan hanya otakmu sajalah yang di asah kepintarannya. Hati nuranimu pun harus diasah kepintarannya. 
             Kalian pun bingung bagaimana cara kita bisa mengasah kepintaran hati kita?
Banyaklah bersabar, tawakal kepada ALLAH SWT dan ber empatilah kepada orang yang ada disekeliling kamu jawabannya.
karena dengan itu semua hati kalian akan terus berlatih dan berlatih dari realita kehidupan yang menimpa kalian.

THAT'S ALL MY OPINION ??? SO, WHAT YOUR OPINION ABOUT THAT ?

Selasa, 07 Juni 2016

Cara Efesien menghilangkan SETRES

1. Berkumpul sama teman dan becanda gurau dengan mereka
             Karena dengan kita berkumpul dan bercanda gurau dengan teman kita akan merasakan ketenangan, kebahagiaan, merefresh pikiran, menghibur hati yang tak karuan, tentunya bisa membuat kita lupa akan masalah yang kita hadapi dan membuat kita senang.
Caranya : Kalian ngajak kumpul sama teman - teman kalian , kalau engga kalian ikut nongkrong atau kumpul ama mereka.

2. Mencari hiburan
           Dengan mencari hiburan seperti main playtation, game online, nonton video lucu, atau cara kalian untuk menghibur diri. Kalian akan merasakan kesenangan tersendiri yang nantinya akan membuat lupa sama masalah yang kalian hadapi dan menghibur kalian dari kegalauan. Intinya mencari kesibukan yang diinginkan kalian.

3. Membaca Al-qur'an Dan berdzikir kepada Allah SWT
           Khasiatnya kalian akan menemukan ketenangan jiwa dan akan menenangkan pikiran kalian serta menambah pahala. sehingga dari ketenangan tersebut kalian bisa bertawakal berpasrah kepada Allah SWT atas masalah yang kalian hadapi.

Minggu, 05 Juni 2016

Cara Belajar Efektif Mau UAS dan NILAI nya Bagus


Seminggu sebelum UAS lebih bagus dua minggu ataupun lebih lama sebelum uas yang harus kalian lakukan adalah :

1. Merangkum materi yang akan diujiankan dalam sebuah buku
2. Pilih materi yang sekiranya bakal muncul dalam pertanyaan
3. Perhatikan kisi - kisi Ulangan
4. Baca berulang kali ataupun dihafalkan
5. Buat prediksi pertanyaan beserta JAWABAN nya
6. Fokuslah dalam belajar dan jangan sampai memikirkan apapun selain kalian ingin belajar tentang   apa yang mau dipelajari
7. Pilih waktu yang tepat untuk belajar , Kalo saya biasanya Dari jam 8 malam - jam 10 malem kemudian pengulangan dipagi hari
8. Berdoalah pada yang MAHA ESA agar ulangannya dimudahkan.
        Adapun waktu berdoanya , setelah melaksanakan Shalat Fardu' , Shalat Dhuha , Shalat Tahajud dan agar lebih memantapakan minta do'alah sama orangtua kalian, guru kalian, teman kalian, intinya pada orang yang ada di sekeliling kamu.

Cari Blog Ini

KATA - KATA MUTIARA

 Kata - Kata Mutiara Kata - Kata Mutiara adalah kumpulan kata - kata untuk  menstimulus seseorang merubah keadaan yang sedang di alaminya sa...