MAKALAH PENDEKATAN SOSIOLOGIS DALAM STUDY ISLAM
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang masalah.
Kita sebagai umat islam setidaknya tau tentang pendekatan sosiologi studi islam, pasalnya
umat terdahulu kita mensosialisaskan studi islam ini dengan berber bagai cara,
hingga studi islam bisa berkembang luas hingga sekarang.
Secara sederhana sosiologi dapat diartikan sebagai ilmu
yang menggambarkan tentang keadaan masyarakat lengkap dengan struktur, lapisan serta
berbagai gejala sosial lainnya yang saling berhubungan. Dengan ilmu ini suatu
fenomena dapat dianalisa dengan menghadirkan faktor-faktor yang mendorong
terjadinya hubungan tersebut, mobilitas sosial serta keyakinan-keyakinan yang mendasari terjadinya proses tersebut.
Selanjutnya sosiologi dapat dijadikan sebagai salah satu pendekatan dalam
memahami agama. Hal ini demikian dimengerti, karena banyaknya bidang kajian
agama yang baru dapat dipahami secara propesional dan lengkap apabila
menggunakan jasa dan bantuan sosiologi. Tanpa ilmu sosiologi
peristiwa-peristiwa tersebut sulit dijelaskan dan sulit pula dipahami maksudnya.
Disinilah letaknya sosiologi sebagai salah satu alat dalam memahami ajaran
agama.
Beranjak
dari hal di atas maka dalam makalah ini akan membahas
tentang pengertian pendekatan sosiologi menurut study islam.
B.
Rumusan masalah.
1. Apa yang dimaksud pendekatan
sosiologi studi islam ?
2. Karaktaeristik pendekatan
sosiologis ?
3. Kenapa pendekatan
sosiologi penting dalam study islam?
C.
Tujuan masalah.
1. Untuk sama-sama mengetahui
pengertian pendekatan sosiologi studi islam.
2. Untuk mengetahui karakteristik
pendekatan sosiologi.
3. Untuk mengetahui
pentingnya sosiologi dalam study islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pendekatan Sosiologi Studi
Islam
Secara etimologi, kata sosiologi berasal dari bahasa Latin dari
kata “socius” yang berarti temandan “logos” yang berarti berkata atauberbicara.
Jadi sosiologi artinya berbicara tentang manusia yang berteman atau
bermasyarakat. Secara terminologi, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari
struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan-perubahan sosial.
Adapun objek sosiologi adalah masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan
antara manusia dan proses yang timbul dari hubungan manusia dalam masyarakat.
Sedangkan tujuannya adalah meningkatkan daya atau kemampuan manusia dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya.
Studi islam atau di Barat dikenal dengan istilah Islamic Studies,
secara sederhana dapat dikatakan sebagai usaha untuk mempelajari hal-hal yang
berhubungan dengan agama Islam. Di kalangan umat Islam, Studi keislaman
bertujuan untuk memahami dan mendalami serta membahas ajaran-ajaran Islam agar
mereka dapat melaksanakan dan mengamalkannya dengan benar. Sedangkan di luar
kalangan umat Islam, Studi keislaman bertujuan untuk mempelajari seluk beluk
agama dan praktik-praktik keagamaan yang berlaku dikalangan umat Islam, yang
semata-mata sebagai ilmu-ilmu pengetahuan (Islamologi). (Nasution,2010:5)
Islam sebagai agama: Secara etimologi istilah Agama banyak
dikemukakan dalam berbagai bahasa, anatara lain Religion (Inggris), Religie
(Belanda), Religio (Yunani), Ad-Dien, Syari’at, Hisab (Arab-Islam) atau Dharma
(Hindu).
Secara sosiologis, agama yang mengandung kepercayaan dengan
berbagai praktek pengalaman ibadahnya dalam kehidupan masyarakat, adalah
merupakan masalah sosial. Karena agama adalah bagian dari masyarakat, tidak ada
agama tanpa masyarakat, begitu pula sebaliknya secara antropologis tidak ada
masyarakat yang tidak beragama.(Abdullah,2012:12). Dalam materi ini sosiologi
dalam islam adalah ilmu yang berusaha untuk mengetahui cara-cara mengendalikan
proses pendidikan untuk mengembangkan kepribadian individu agar lebih baik
sesuai dengan ajaran agama Islam, mengatur bagaimana seorang individu
berhubungan dengan individu yang lain sesuai dengan kaidah-kaidah Islam yang
akan mempengaruhi individu tersebut dalam mendapatkan serta mengorganisasikan
pengalamannya. oleh karena itu, sosiologi sebenarnya berbicara menegnai kita
dan masyarakat dimana kita hidup dan berinteraksi. Yang dimaksud dengan
pendekatan sosiologis ialah peneliti menggunakan logika-logika dan teori
sosiologi baik teori klasik maupun modern untuk menggambarkan fenomena sosial
keagamaan serta pengaruh suatu fenomena terhadap fenomena lain.
B.
Karakteristik pendekatan sosiologi
Dalam sosiologi terdapat berbagai logika teoritis (pendekatan) yang
dikembangkan untuk memahami berbagai fenomena sosial keagamaan. Diantara
pendekatan itu yang sering dipergunakan ialah : (a). Fungsionalisme, (b).
Interaksionalisme, (c). Konflik.
Dalam pendekatan sosiologi,minimal ada tiga teori yang digunakan
yakni:
a.
Teori
Fungsionalisme
Yakni teori
yang mengasumsikan masyarakat Sebagai organisme ekologi mengalami pertumbuhan.
Semakin besar pertumbuhan terjadi semakin kompleks pula masalah-masalah yang
akan dihadapi. Adapun langkah-langkah yang diperlukan dalam menggunakan teori
fungsional antara lain:(a) Membuat identifikasi tingkah laku sosial yang
problematic, (b) mengidentifikasi konteks terjadinya tingkah laku yang menjadi
obyek penelitian. (c) Mengidentifikasi konsekuensi dari satu tingkah laku
sosial.
b.
Teori
Interaksionisme
Yakni teori
yang mengasumsikan dalam masyarakat pasti ada hubungan anatara masyarakat
dengan individu,antara individu dengan individu lain. Teori Interaksionis
sering diidentifikasi sebagai deskripsi yang interpretatif yaitu suatu
pendekatan yang menawarkan analisis yang menarik perhatian besar pada pembekuan
sebab senyatanya ada.
c.
Teori konflik
Yakni teori yang kepercayaan bahwa setiap
masyarakat mempunyai kepentingan (interst) dan kekuasaan (power) yang merupakan
pusat dari segala hubungan sosial. Teori-teori yang berhubungan dengan
pendekatan sosiologi adalah teori-teori perubahan sosial yakni teori evolusi,
teori fungsionalis structural,teori modernisasi,teori sumber daya manusia,teori
ketergantungan,dan teori pembebasan.(Muhaimin dkk, 2012:3)
Melalui pendekatan sosiologis ini agama akan dapat dipahami dengan
mudah, karena agama itu sendiri diturunkan untuk kepentingan sosial. Dalam
Al-qur’an misalnya kita menemukan ayat-ayat yang berhubungan dengan hubungan
manusia dengan manusia lainnya,sebab-sebab yang menyebabkan terjadinya
kemakmuran dan kesengsaraan suatu bangsa.
Sosiologi menurut Kahmad umumnya digunakan tujuh bentuk atau metode
penelitian yakni, Deskriptif, Komparatif, Eksperimental, Historis Komparatif,
Fungsionalisme, Study Kasus, dan Survey . Maka dari itu, keidentikan model
penelitian dengan metode penelitian hampir sama maknanya akan tetapi
sesungguhnya berbeda karena penentuan suatu metode dipengaruhi oleh desain dan
penelitian yang ada. (Kahmad, 2000:23)
a.
Metode
deskriptif
Metode
deskriptif yakni suatu metode penelitian tentang dunia empiris yang terjadi
pada masa sekarang. Tujuannya untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan,
secara sistematis, factual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, dan
hubungan antar fenomena yang diselidiki.
b.
Metode
komparatif
Metode
komparatif adalah sejenis metode deskriptif yang ingi mencapai jawaban mendasar
tentang sebab akibat, analisis faktor-faktor atau penyebab terjadinya atau
munculnya suatu fenomena. Jangkauan waktunya adalah masa sekarang. Jika
jangkauan waktu terjadi pada masa lampau, maka penelitian tersebut termasuk
dalam metode sejarah. Metode komparatif ini juga mementingkan perbandingan
antara macam-macam masyarakat beserta bidang-bidangnya untuk memperoleh
perbedaan-perbedaan dan persamaan serta sebab-sebabnya .
c.
Metode
eksperimental
Metode
eksperimental adalah suatu metode pengujian terhadap suatu teori yang telah
mapan dengan suatu perlakuan baru. Pengujian suatu teori dari ilmuan yang telah
dibuktikan oleh berapa kali pengujian bisa memperkuat atau memperlemah teori
tersebut. Tetapi ternyata dapat dibuktikan oleh eksperimen baru, maka teori
tersebut akan lebih menguat dan mungkin akan mencapai taraf hukum teori.
d.
Metode
Historis Komparatif
Dalam metode
ini ia menekankan analisa pada peristiwa masa silam untuk merumuskan sebuah
perinsip yang kemudian digabungkan dengan metode komparatif, yang dimana ia
juga menitikberatkan pada perbandingan antara beberapa masyarakat dan bidangnya
agar memperoleh pola persamaan dan sebab-sebabnya. Dengan demikian kita dapat
mencari petunjuk tentang prilaku kehidupan masyarakat masa silam dan
sekarang.Metode Komparatif ini juga mementingkan perbandingan antara
macam-macam masyarakat beserta bidang-bidangnya untuk memperoleh perbedaan –
perbedaan dan persamaan serta sebab-sebabnya.
e.
Metode
Fungsionalisme
Dalam metode
ini bertujuan untuk meneliti fungsi lembaga-lembaga kemasyarakatan dan struktur
sosial dalam masyarakat yang ada dan metode ini pula memeiliki pokok unsur
unsuryang membentuk msyarakat memiliki hubungan timbal balik yang saling
mempengaruhi selain itu juga mereka memiiki fungsi tersendiri terhadap
masyarakat.
f.
Metode
Study Kasus
Metode studi
kasus ini merupakan suatu penyelidikan mendalam dari Sindividu, kelompok atau
institusi untuk menentukan variabel dan hubungannya diantar variabel yang
mempengaruhi status atau perilaku yang menjadi pokok kajian. Maka dari itu
peneliti mampu mengungkap keunikan-keunikan objek penelitian dan menelaah
hubungan antara variabel yang mempengaruhi status atau prilaku yang dikaji.
g.
Metode
survey
Merupakan
metode yang berusaha untuk memperoleh data dari anggota populasi yang relatif
besar untuk menentukan keadaan, Karakteristik. Pendapatan populasi sekarang
yang berkenaan dengan satu variabel atau lebih. (Kahmad, 2000:23)
Dari metode-metode tersebut pengertiannya hampir sama dengan kita
mengetahui metode-metode tersebut kita dapat mengetahui dan memilih metode mana
yang akan digunakan dan sesuai dengan keadaan.
C.
pentingnya sosiologi dalam study
islam.
Kehadiran agama saat ini dituntut untuk terlibat secara aktif
dalam memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi umat manusia. Agama tidak
boleh hanya dijadikan sekedar lambang kesolehan, tetapi secara konsepsional
mampu menunjukkan cara-cara yang efektif dalam memecahkan masalah. Tuntunan
terhadap agama seperti itu dapat dijawab manakala pemahaman agama yang selama
ini banyak menggunakan pendekatan teologis normatif dilengkapi dengan pemahaman
agama yang menggunakan pendekatan lain yang secara operasional dapat memberikan
jawaban terhadap masalah yang timbul. Berbagai pendekatan tersebut diantaranya
pendekatan teolegis normatif, antropologis, sosiologis, psikologis, historis,
kebudayaan dan pendekatan filosofis. Pentingnya pendekatan sosiologis dalam
memahami agama dapat difahami karena banyak sekali ajaran agama yang berkaitan
dengan masalah sosial. Melalui pendekatan sosiologis, agama akan dapat dipahami
dengan mudah, karena agama itu sendiri diturunkan untuk kepentingan sosial.
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Sosiologi dalam
islam adalah ilmu yang berusaha untuk mengetahui cara-cara mengendalikan proses
pendidikan untuk mengembangkan kepribadian individu agar lebih baik sesuai
dengan ajaran agama Islam, mengatur bagaimana seorang individu berhubungan
dengan individu yang lain sesuai dengan kaidah-kaidah Islam yang akan
mempengaruhi individu tersebut dalam mendapatkan serta mengorganisasikan
pengalamannya.
Dalam sosiologi
terdapat berbagai logika teoritis (pendekatan) yang dikembangkan untuk memahami
berbagai fenomena sosial keagamaan. Diantara pendekatan itu yang sering
dipergunakan ialah : Fungsionalisme, Interaksionalisme, dan Konflik.
Pentingnya pendekatan sosiologis dalam memahami agama dapat
difahami karena banyak sekali ajaran agama yang berkaitan dengan masalah
sosial. Melalui pendekatan sosiologis, agama akan dapat dipahami dengan mudah,
karena agama itu sendiri diturunkan untuk kepentingan sosial.
B.
SARAN
Penulis harap makalah ini bisa bermanfaat, khususnya bagi
penulis dan umumnya bagi khalayak pembaca. Mohon maaf penulis ucapkan karena makalah
ini jauh dari kata sempurna.
DAFTAR PUSAKA
https://www.researchgate.net/publication/331090435_PENDEKATAN_SOSIOLOGI_DALAM_STUDI_ISLAM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar